Studi Kasus: Pengolahan Air Limbah dengan Metode Elektrokoagulasi di Perusahaan Industri Komponen Listrik

Oleh: Ir. Hari Rachmat

Pengelolaan air limbah industri menjadi aspek kritis bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur, terutama yang memproduksi komponen elektronik seperti PT XXX, sebuah perusahaan terkemuka di Indonesia yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi berbagai komponen elektronik seperti Video Tape Recorder (VTR), komponen televisi berwarna, dan tuner elektronik untuk TV dan VTR. Dengan adanya berbagai jenis limbah yang dihasilkan, teknologi pengolahan limbah yang efektif menjadi kebutuhan utama untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Latar Belakang

Mayoritas limbah yang dihasilkan dari pabrik PT XXX berasal dari proses industri seperti instalasi pure water, pembersihan dengan rokahelp, blowdown dari boiler dan cooling tower, serta limbah dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik di pabrik mereka. Limbah ini mengandung senyawa kimia berbahaya seperti fluoride, free chlorine, serta unsur logam Tantalum (Ta) dan resin molding (epoxy resin + silica). Tanpa pengolahan yang tepat, limbah ini bisa mencemari lingkungan dan menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat sekitar.

Berikut adalah beberapa jenis proses limbah yang dihasilkan:

  • Proses pure water: Melibatkan perendaman dan pemanasan dengan asam fosfat (H₃PO₄) berkonsentrasi lebih dari 1%.
  • Trap rokahelp: Proses pencucian rokahelp yang mengandung campuran silica dan perlite.
  • Senyawa berbahaya: Pengujian menunjukkan adanya senyawa fluoride dan chlorine yang keluar dari baku mutu air limbah yang diizinkan.

Solusi: Teknologi Elektrokoagulasi

Untuk mengatasi masalah limbah ini, PT XXX mengimplementasikan teknologi elektrokoagulasi, yang dikembangkan oleh PT Centra Rekayasa Enviro. Teknologi ini menggunakan proses elektrokimia untuk menghilangkan kontaminan dari air limbah dengan bantuan arus listrik, tanpa memerlukan bahan kimia tambahan dalam jumlah besar. Elektrokoagulasi dikenal efektif dalam mengurangi tingkat COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen Demand), dan kekeruhan pada limbah cair, baik organik maupun anorganik.

Kapasitas dan Operasional

Instalasi Pengolahan Air Limbah Elektrokoagulasi di PT XXX memiliki kapasitas pengolahan sebesar 750 m³/hari. Sistem ini mampu mengolah limbah dari proses pure water dan rokahelp, serta limbah blowdown dari boiler dan cooling tower. Proses ini dirancang agar dapat mengolah limbah secara efektif sehingga hasil akhir yang dihasilkan telah memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.

Keunggulan Teknologi Elektrokoagulasi

  1. Penghematan Biaya: Teknologi elektrokoagulasi tidak memerlukan bahan kimia dalam jumlah besar, sehingga biaya operasional pengolahan limbah dapat ditekan.
  2. Efisiensi Pengolahan: Elektrokoagulasi mampu menurunkan kandungan kontaminan seperti fluoride dan chlorine, serta menghilangkan partikel-partikel berbahaya dari limbah, sehingga air yang dihasilkan lebih bersih dan aman dibuang.
  3. Ramah Lingkungan: Teknologi ini dirancang untuk menghasilkan emisi dan residu yang minimal, serta tidak menambah beban pencemaran pada lingkungan sekitar.
  4. Proses yang Aman dan Mudah: Operasi elektrokoagulasi relatif mudah dan aman digunakan, dengan kontrol otomatis yang meminimalisir risiko kesalahan dalam pengoperasian.

Kesimpulan

Implementasi teknologi elektrokoagulasi di PT XXX memberikan solusi yang efisien dan ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah cair industri komponen listrik. Teknologi ini tidak hanya memenuhi standar regulasi lingkungan yang ketat, tetapi juga menawarkan penghematan biaya operasional yang signifikan. PT Centra Rekayasa Enviro sebagai penyedia teknologi elektrokoagulasi berkomitmen untuk mendukung industri dalam menyediakan solusi pengolahan limbah yang berkelanjutan, aman, dan efisien.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *