Menjawab Tantangan Global melalui Pengembangan CEMS Lokal di Indonesia

Oleh: Ir. Dede Irsad, M.M.B.A.T., Direktur Operasional PT Centra Rekayasa Enviro (CRE)

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri di Indonesia untuk memantau emisi gas buang secara akurat dan real-time, hadirnya teknologi Continuous Emission Monitoring System (CEMS) menjadi sangat penting. Pada tahun 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri No. 13 yang mewajibkan semua industri dengan sumber emisi stasioner untuk mengimplementasikan CEMS guna memastikan batas emisi gas buang yang sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.

Namun, salah satu tantangan besar dalam penerapan regulasi ini adalah ketersediaan teknologi CEMS yang sesuai dengan kebutuhan lokal serta terjangkau oleh industri dalam negeri, mengingat sebagian besar teknologi yang ada saat ini masih bergantung pada produk impor yang mahal.

Tantangan Industri Lokal

Industri di Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam implementasi CEMS, antara lain:

  • Harga tinggi: CEMS impor yang tersedia saat ini relatif mahal, membuat banyak perusahaan kesulitan untuk mengadopsi teknologi ini secara luas.
  • Kompleksitas operasional: Teknologi CEMS yang diimpor membutuhkan tenaga ahli untuk pemeliharaan dan pengoperasian, yang sering kali tidak tersedia di dalam negeri.
  • Keterbatasan teknis lokal: Masih sedikitnya sumber daya manusia terampil di bidang teknologi pemantauan emisi menjadi tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan sistem ini.

Solusi Lokal: Inisiatif PT Tiga Dimensi Infinit

Untuk menjawab tantangan ini, PT Centra Rekayasa Enviro (CRE) melalui anak perusahaannya, PT Tiga Dimensi Infinit, mengambil langkah untuk mengembangkan CEMS lokal karya anak bangsa. Inisiatif ini bertujuan untuk menghadirkan teknologi pemantauan emisi yang terjangkau, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia.

Beberapa keunggulan pengembangan CEMS lokal meliputi:

  • Efisiensi Biaya: Dengan menggunakan komponen lokal, biaya produksi dan pemeliharaan dapat ditekan, sehingga menjadikan teknologi ini lebih terjangkau.
  • Pemeliharaan yang Mudah: Sistem ini dirancang agar dapat dioperasikan dan dipelihara oleh tenaga kerja lokal, mengurangi ketergantungan pada dukungan teknis luar negeri.
  • Integrasi Teknologi Digital: Dengan menggabungkan teknologi Internet of Things (IoT) dan cloud computing, CEMS ini memungkinkan data emisi dipantau secara real-time, yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan industri dan pemerintah.
  • Kepatuhan Regulasi: CEMS lokal ini dikembangkan untuk mematuhi standar yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri KLHK No. 13 Tahun 2021, memastikan bahwa industri di Indonesia dapat memenuhi kewajiban regulasi terkait pengendalian emisi gas buang.

Kesimpulan

Pengembangan CEMS lokal merupakan langkah strategis dalam mendukung regulasi nasional dan mengurangi ketergantungan pada teknologi impor. Selain itu, inisiatif ini juga dapat memberdayakan tenaga ahli lokal serta menciptakan teknologi yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia. Dengan kehadiran CEMS karya anak bangsa, diharapkan industri dalam negeri dapat lebih mudah mengadopsi teknologi ini, sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar global sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan hidup.


Leave a Reply