Aplikasi IoT pada Sistem IPAL Elektrokoagulasi PT Centra Rekayasa Enviro untuk Pertamina PHR

Pendahuluan
Di era industri 4.0, Internet of Things (IoT) menjadi pilar utama dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional instalasi pengolahan air limbah (IPAL). PT Centra Rekayasa Enviro (CRE) mengintegrasikan teknologi IoT ke dalam unit Containerized Electrocoagulation Remover (ECR) yang diterapkan di fasilitas Central Mud Treatment Facility (CMTF), PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Duri. Dengan memanfaatkan IoT, sistem elektrokoagulasi tidak hanya mampu mengolah lumpur pemboran secara optimal, tetapi juga memantau proses secara real-time untuk menjamin performa dan kepatuhan terhadap parameter mutu effluent .


Arsitektur Sistem IoT

  1. Jaringan Sensor Terdistribusi
  2. Edge Device & Data Logger
    Semua sensor terhubung ke modul data logger terproteksi yang bertugas:
    • Mengumpulkan dan menyimpan data sensor setiap interval (misalnya setiap 5 menit).
    • Melakukan pra-pemrosesan sederhana (filter outlier, konversi satuan).
    • Mengirimkan data secara aman ke cloud atau server lokal melalui protokol MQTT/TCP–IP.
  3. Platform Dashboard SCADA Berbasis Web
    • Menampilkan P&ID interaktif dengan indikator status pompa, motor, dan valve.
    • Grafik tren parameter (pH inlet/outlet, TDS, suhu, flowrate) untuk analisis historis.
    • Modul “Kalibrasi” terintegrasi memudahkan penyesuaian offset dan rentang operasi sensor.
    • Fitur alarm dan notifikasi (email/SMS) saat parameter mendekati atau melewati batas ambang.
    • Fungsi “Logger” untuk export data ke format CSV/Excel sebagai laporan audit.

Keunggulan Implementasi IoT

  • Pemantauan Real-Time: Operator dapat memantau kondisi proses elektrokoagulasi dari kantor pusat atau lokasi remote, sehingga intervensi lebih cepat saat terjadi deviasi.
  • Optimalisasi Pemeliharaan: Analisis tren dan histori data mendukung strategi predictive maintenance, mengurangi downtime unit ECR.
  • Transparansi Operasional: Perekaman data otomatis menjamin akurasi dan memudahkan pelaporan kepatuhan lingkungan kepada regulator.
  • Skalabilitas & Modularitas: Setiap container ECR bersifat modular; penambahan sensor atau penyesuaian algoritma IoT dapat dilakukan tanpa modifikasi besar pada infrastruktur.
  • Keamanan Data: Komunikasi terenkripsi dan manajemen user role-based access control mencegah akses tidak sah pada dashboard dan data log.

Hasil Lapangan dan Dampak
Selama fase commissioning, sistem IoT IPAL ECR PT CRE menunjukkan:

  • Akurasi tinggi dengan deviasi sensor suhu ±0,4 °C, pH ±0,05 unit, serta tegangan/arus ±2% dari nilai referensi.
  • Dashboard memperbarui data setiap 5 menit tanpa gangguan komunikasi signifikan.
  • Alarm early-warning membantu mencegah over-voltage pada trafo-rectifier dan fluktuasi pH yang bisa menurunkan efisiensi koagulasi .
  • Perekaman volume limbah dan mutu effluent secara kontinu mendukung optimalisasi dosis elektrode dan konsumsi energi.

Rekomendasi Pengembangan

  1. Menambahkan modul analitik berbasis machine learning untuk prediksi performa ECR dan penentuan dosis optimum secara otomatis.
  2. Mengintegrasikan sistem IoT dengan sistem ERP Pertamina PHR guna menyelaraskan jadwal pemeliharaan dan pergantian elektrode.
  3. Menerapkan backup koneksi IoT (failover 4G/5G) untuk menjamin kontinuitas data saat jaringan primer terganggu.

Penutup
Penerapan IoT pada sistem IPAL Elektrokoagulasi PT Centra Rekayasa Enviro untuk Pertamina PHR membuktikan bahwa kolaborasi teknologi sensor-cloud-SCADA mampu meningkatkan kontrol kualitas, efisiensi energi, dan kepatuhan lingkungan. Dengan langkah pengembangan selanjutnya, sistem ini akan semakin handal dalam skala operasional industri migas.